Strategi SEO: Menghindari Deindex Google Karena Aturan 130 Hari

Menghindari Deindex Google Karena Aturan 130 Hari

Kalau kamu sering berkutat di dunia SEO dan optimasi website, pasti pernah ngalamin kejadian aneh ini: "Lho, kok artikel yang biasanya muncul di hasil pencarian sekarang hilang?" Padahal kamu udah nulis konten panjang, pasang internal link, backlink juga udah lumayan. Nah, jangan buru-buru menyalahkan algoritma update atau kompetitor. Bisa jadi kamu baru aja “kena” aturan 130 hari dari Google.

Aturan ini mulai ramai dibicarakan setelah beberapa analis SEO menemukan pola aneh: halaman-halaman yang gak dikunjungi Googlebot selama lebih dari 130 hari cenderung hilang dari index. Ini bukan cuma teori, tapi hasil riset teknis dan data real dari berbagai jenis situs.

Singkatnya, kalau halaman web kamu gak di-crawl selama 130 hari, Google menganggap halaman itu udah “tidak layak dipertahankan” dalam index mereka. Dan konsekuensinya? Ya, halamanmu bakal ditendang keluar dari hasil pencarian. Padahal kamu udah kerja keras bikin konten tersebut.

Jadi, ini bukan sekadar spekulasi SEO biasa. Ini adalah insight penting yang bisa berdampak langsung ke traffic dan performa websitemu.

{getToc} $title={Table of Contents} $count={false} $expanded={false} 

Kenapa Google Melakukan Ini?

Google bukan cuma mesin pencari, tapi juga perusahaan yang harus mikirin efisiensi. Di tahun 2020, mereka mencatatkan lebih dari 400 miliar halaman dalam index. Tapi bukan berarti mereka mau terus nambah jumlah itu tanpa batas. Semakin banyak halaman yang harus dipantau, makin besar biaya penyimpanan dan komputasi yang harus ditanggung.

Sebagai solusi, Google melakukan seleksi. Halaman yang dianggap tidak cukup relevan, jarang dikunjungi user, atau tidak menunjukkan sinyal kualitas yang kuat, pelan-pelan akan dilupakan. Salah satu indikator utama yang digunakan adalah frekuensi crawl.

Kalau suatu halaman lama banget nggak di-crawl, bisa jadi itu tanda bahwa halaman tersebut nggak dianggap penting oleh sistem Google. Dan begitu lewat batas waktu 130 hari tanpa interaksi dari Googlebot, halaman tersebut bisa langsung keluar dari index.

Ini adalah semacam proses “pembersihan otomatis”. Dan kabar buruknya: kamu mungkin gak akan dapet notifikasi soal ini. Tiba-tiba aja, halamanmu nggak ditemukan lagi di pencarian.

Bukti Lapangan: Studi Kasus dari Berbagai Jenis Website

Untuk memastikan fenomena ini, dilakukan pengujian menggunakan Screaming Frog SEO Spider yang terhubung dengan Google Search Console API. Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai tipe website:

  • Website resmi produsen ban di Portugal
  • Situs berita olahraga di Prancis
  • Portal fashion dan gaya hidup
  • Forum diskusi milik korporasi
  • Website instansi pemerintahan

Dan hasilnya konsisten:

Halaman-halaman yang tidak di-crawl selama lebih dari 130 hari beralih status dari "submitted & indexed" menjadi "crawled – currently not indexed".

Artinya, aturan 130 hari ini bukan mitos. Ini adalah realita yang diam-diam memengaruhi banyak halaman di internet tanpa disadari oleh pemiliknya.

Cara Mengecek Halaman yang Terkena Aturan Ini

Untungnya, kamu bisa mengecek ini sendiri. Yang dibutuhkan adalah Screaming Frog versi berbayar dan akses ke Google Search Console.

  1. Langkah-langkahnya:
  2. Buka menu Configuration > API Access > Google Search Console.
  3. Login dengan akun Google Search Console kamu.
  4. Di tab URL Inspection, centang dua opsi yang tersedia.
  5. Jalankan proses crawl untuk situs kamu.
  6. Setelah proses selesai, buka tab Google Search Console dan fokus ke beberapa kolom penting:
    • Summary: apakah URL masih ada di index atau sudah tidak?
    • Coverage: jika tidak diindex, apa alasannya?
    • Last Crawled: kapan terakhir dikunjungi Googlebot?
    • Days Since Last Crawled: berapa hari sejak terakhir kali di-crawl?
Coba sortir berdasarkan kolom “Days Since Last Crawled”. Perhatikan URL yang udah lebih dari 130 hari. Itulah kandidat kuat yang kena “auto-deindex”.

Solusi: Gimana Menyelamatkan Halaman dari Deindex?

Jangan khawatir, semua masih bisa diperbaiki. Anggap ini jadi pengingat penting bahwa setiap halaman perlu dipelihara secara berkala.

1. Tingkatkan Kualitas Konten

Mulailah dengan mengevaluasi konten:
  • Apakah kontennya memberikan jawaban yang lengkap dan relevan?
  • Adakah elemen visual seperti gambar, infografik, atau video?
  • Apakah konten itu terlalu pendek atau duplikatif?
Contoh kasus:
  • Halaman kategori di situs ban yang isinya kosong.
  • Artikel tag di situs berita yang mirip satu sama lain.
  • Konten ringan di situs fashion yang cuma hasil repost dari media sosial.
Solusinya: update konten tersebut. Tambahkan informasi baru, buat lebih dalam, atau gabungkan beberapa konten ringan jadi satu artikel yang komprehensif.

2. Perbaiki Struktur Internal dan PageRank

Crawl frequency juga erat kaitannya dengan kedalaman halaman dari homepage. Semakin dalam, semakin kecil kemungkinan dikunjungi Googlebot secara rutin.
Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
  • Pastikan halaman penting bisa diakses dalam maksimal 3 klik dari homepage.
  • Tambahkan internal link ke halaman itu dari konten-konten populer lainnya.
  • Gunakan navigasi yang rapi dan struktur menu yang jelas.
  • Bangun backlink ke halaman tersebut jika memungkinkan.

Tips Lanjutan: Optimalkan Frekuensi Crawl Google


🔍 Pantau dan Analisis Pola Crawl

Frekuensi crawl adalah indikator utama seberapa penting halamanmu menurut Google. Kalau suatu halaman jarang di-crawl, artinya Google mulai “melupakan” halaman itu.
Pantau pola ini secara berkala, dan perhatikan perubahan mendadak yang terjadi. Bisa jadi itu pertanda awal bahwa halamanmu akan segera terdeindex.

🧾 Manfaatkan Log Server

Kalau kamu ingin mendalami lebih lanjut, mintalah log server 130 hari terakhir ke tim hosting atau developer kamu. Di situ bisa kamu lihat dengan jelas:
  • Halaman mana saja yang belum pernah dikunjungi Googlebot
  • Mana yang rutin diakses dan mana yang mulai ditinggalkan
Gabungkan analisis log ini dengan hasil crawl dari Screaming Frog untuk dapat insight yang lebih akurat dan menyeluruh.

Kesimpulan: Jangan Anggap Enteng Index Google

Di era digital ini, berada di hasil pencarian Google adalah segalanya. Tapi ternyata, bukan cuma ranking yang perlu diperjuangkan—index pun bisa hilang kalau tidak dipelihara.
Aturan 130 hari ini membuka mata kita bahwa SEO bukan proses satu kali. Kamu harus rutin mengecek kondisi teknis, memperbarui konten, dan memastikan Google masih “peduli” dengan halamanmu.
Dengan strategi yang tepat, kamu bisa menjaga halaman tetap relevan dan aktif di mata Google. Jangan sampai konten bagus yang udah kamu buat dengan susah payah lenyap cuma karena Googlebot udah lama nggak mampir.
Kalau kamu lagi panik karena halamanmu tiba-tiba hilang dari SERP, sebelum pusing mikirin algoritma, coba dulu tanya:

“Kapan terakhir kali Googlebot mampir ke halaman ini?”
Kalau jawabannya lebih dari 130 hari… well, kamu tahu harus mulai dari mana.